Rabu, 27 Maret 2013

Harry Potter vs Twilight part 2


Harry Potter vs twilight.

Hari duduk gemetaran setelah menerima telepon horor dari ibunya Indah satu menit yang lalu.... 
flashback :
"pa.... aku pergi,dulu.. ya?" pamit gigi sebelum pergi ke rumah orang tuanya di Yogyakarta nan jauh disana. 
"tapi, jangan lama lama... kangen,nih." 
"iya.." ucap Gigi sambil memeluk Hari dengan erat. "kamu juga baik baik"
Hari tersenyum, "dah pasti... ati ati di jalan.. inget! ada anak kita" memang gigi lagi hamil muda.
gigi nyengir, "udah, deh! aku pergi dulu, ya?"
sesaat rumah hening. tinggal kegelisahan melanda Hari. sebuah deringan telepon terdengar nyaring  di telinga. dengan tergopoh gopoh Hari mengangkat telepon tersebut yang terletak di ruang tamu.
"halo" sapa Hari.
"ini Hari, kan? ini tante Lasmi" kata yang di seberang.
siapa,nih? sok kenal amat?!
"uh... masa kamu lupa?!" seru yang di sebrang. 
siapa,sih?!! nantangin banget?!
"saya ibunya Indah" 
oh.... ibunya in- apa?! yang bener, aja?!. memang, 5 tahun lalu, kira kira saat Hari masih pacaran sama Indah. dia pernah mengunjungi ibunya buat makan malam. 
"oh, iya saya ingat! ada apa?" tanya Hari yang masih kaget.
"jadi, begini...  kamu nanti kerumah saya ya.. ada yang mau saya kasih tau"
Hari terdiam sejenak, "bisa, sih.. tapi-"
"oke, nanti tante tunggu, ya? bye!"
"tut! tut! tut!"
gila noh tante! sama kayak anaknya, batin Harry. belum selesai ngomong asal putusin aja.. btw, jam berapa Hari musti kesana?
flashback end:
Hari uring uringan sampai mau makan 3 porsi mie rebus cuma gak jadi gara gara kehabisan gas. setelah cukup lama semedi meminta perlindungan tetapi berhenti karena tau itu adalah hal musyrik. musyrik saudara saudara. akhirnya, Hari mandi .
setelah mandi dan tampil kece kayak remaja. lumayan, seenggaknya gak keliatan dah punya istri. 
diliriknya sekarang pukul 15.00. kayaknya waktu yang pas buat ke rumah Indah. walau sambil males malesan... gak ada niat buat mengenang masa lalu yang cukup pahit baginya.
ia pun mengemudikan mobilnya yang mewah dengan lamban sampai di klakson sama tukang bakso.. btw, memang ada tukang bakso punya klakson?
gak butuh waktu lama buat ke rumah Indah cuma setengah jam! SETENGAH JAM!
"eh! Harry.... kok, telat, sih?" sapa tante dari halaman depan. 
"iya,nih" sahut Hari yang masih terbang dipanggil Harry secara itu sama kayak tokoh idolanya, "harry potter". keluarga Indah memang setengah bule. jadi, maklum kalo nama ndeso macam Hari bisa diubah menjadi nama keren yang lebih italiano eh inggrisno EH! maksudnya inggris seperti Harry. 

Hari dan tante duduk di ruang tamu bersama 2 gelas teh. 
"begini... kamu kemari buat nyambut Indah yang mau dateng kesini 1 jam lagi" bisik tante. 
sontak, Hari terbatuk batuk untung gak lagi minum teh. 
"apa?!!" 
Tante tersenyum, "iya.. kamu pasti seneng banget. liat! sampe batuk batuk!"
"ta...  ta tapi-"
"pasti kamu udah kangen berat! kasihan lho indah udah lama gak ada kontak sama kamu" ujar tante sambil melangkah pergi meninggalkan Hari yang masih shock. Hari tak mau melihat wajah mantan pacarnya lagi! gak! tapi, mau gimana lagi?!
terpaksa hari menanti satu jam dengan muka manyun untung ada Mp3 player yang menemani.
'ting tong!" bunyi bell rumah terdengar dan diikuti suara teriaka, "ma! ini Indah pulang!!"
tante segera menarik tangan Hari, "gimana, sih? ko, malah santai santai! kamu sembunyi dulu!" akhirnya Hari dengan malas nyelempit di antara celah lemari dan tembok. 
"mama!! apa kabar?!!" seru Indah melepas rasa rindu selama ini.
"baik banget! anak mama yang dari prancis kabarnya gimana?!!" teriak tante tak kalah heboh biar semua tetangga denger kalo anaknya udah pulang dari prancis.
"hihi mama ada ada aja!" sergah Indah dengan centiil
"mama ada kejutan buat kamu masuk, yuk!" ajak tante.
jantung Hari udah hampir copot saat tante menarik keluar.
"Harry?! ini kamu?? apa kabar?!"" tanya Indah dengan centil sambil memeluk Hari. 
"ba baik,kok" jawab Hari yang masih kaget karena di peluk. 
"kalian ini cocok banget!" puji tante. "udah bertahun tahun pisah tetap pacaran" 
mata Hari melotot namun Indah dengan cepat menjambak rambut Hari dan mencium pipinya.. 
"iya, donk! Hari kan baik banget...." ujar Indah lalu menarik Hari entah kemana.
"ma" panggil Indah ke ibunya "aku ke kamar, dulu"

di kamar :

Indah menutup sebelum Hari berseru marah, 
"lo nagapain aja , tadi?! lo tau kan kalo kita udah putus?! bahkan gue udah punya istri dan calon anak!" 
Indah terbatuk batuk, "apa anak?!"
"iya, kenapa?" 
"kamu jahat, harry! aku udah nungguin kamu" kata Indah sambil memelas.
"tapi, kita memang udah putus... so, why you waiting for me?"
Indah menangis, "tapi, gue cinta ama lo!" 
Hari mendekati Indah gimanapun ia gak tega melihat mantan pacarnya yang sedang nangis gak karu karuan.
"udah.... masih banyak cowok yang lebih setia daripada aku. kamu cantik,kok... jadi, bukan hal yang sulit untuk nyari pacar baru" hibur Hari.
Indah terdiam lalu memeluk Hari. 
"istrimu kemana?" tanya Indah. 
walau agak risi tetapi Hari menjawab , "pergi ke jogja nemuin orang tuanya"
Indah tertawa lalau  hendak mencium Hari.
tentu saja, Hari kaget dan melempar Indah ke kasur, "lo mau ngapain?!!" semprotnya secara spontan. 
Indah tertawa tawa sebagian perilakunya  sudah seperti orang barat yang asal nyeleweng. "masa gitu aja gak beran?!"
beruntung dari luar tante memanggil, "indah! harry!... ini mau makan, nggak? tante dah masakin makanan  spesial! "
Hari yang masih dengan muka kaget beserta Indah yang cengar cengir keluar untuk makan.
"wah! enak, nih1" seru Hari yang memang suka hal berbau gratis.
saat makan :
"gimana setelah ketemuan lagi?" tanya tante sambil memandang Hari. karena, tau tante mengharap jawaban yang romantis terpaksa ia menjawab "kangen banget!, tante"
tentu saja, Indah tersenyum dan menggenggam tangan Hari dan nampak jari Hari yang putih tanpa mengenakan cincin nikah.
Hari menelan ludah bersama nasi yang ia makan alias nelen makanan dan melihat tante tersenyum. tangan Haripun membalas genggaman Indah dengan lembut yang sebetulnya terpaksa.
malam menelan sore dan Hari pulang dengan wajah super tekuk. untung, gak sampai kehilangan konsentrasi.
di rumahnya yang sepi.... Hari tiduran di sofa yang empuk.
"indah? kalo dipikir pikir dia tambah cantik, ya??" pikirnya sedikit tersenyum.
"astagfirullah! aku mikir apaan?!" serunya sambil geleng geleng.
"lho, cincin kawin gue mana?! bukannya kutaruh di meja makan, tadi?!"
dengan pasrah Hari merelakan cincin mahal itu hilang. dasar, kebanyakan duit!

esoknya,
"tut tut tut tut!'
karena yakin bunyi itu bukan jam weker, Hari menelusuri asal suara tersebut. ternyata ada telpon dari seseorang yang gak aku kenal.
"kamu siapa?" dasar gak sopan dengan Hari membuka pembicaraan.
"ng...? kamu Hari, kan? bukan monyet?" tanya yang di sebrang sana.
Hari naik darah dan saking marahnya dia keceplosan ngomong "monyet!" lalu dia sadar "apa?! maksudnya iya aku Hari"
hening,
"aku indah" ucapnya setengah berbisik.
"apa?! gimana kamu tau nomor aku?!!"
gak ada sahutan yang ada cuma isak tangis yang menyayat, "kamu jahat!"
lama lama Hari gemas sendiri " udah,deh! jangan sok!, aku udah gak mau sama kamu... lagian apa bagusnya aku sampai kamu segitunya?!!"
tangisan indah makin menyayat "har!, ini terakhirnya aku menangis" 
"lha, gitu donk.. jangan nangis terus, kan gak bagus.... haha"
"i love you, harry" 
telepon mati seketika. tiba tiba perasaan Hari menjadi tak enak sekali. ada apa, ini??? Hari melihat kesekeliling dan juga langit di atas sana. tidak ada yang aneh... dan disadarinya ia belum sarapan.
maka,
iapun keluar untuk sarapan pagi dan belum buka pintu udah petir menyambar nyambar disertai hujan deras.
"sh*t,man!!" tereak Harry.

setengah jam lalu di pinggrir jurang
"huhuhuhu" isak tangis seorang gadis memenuhi udara hutan pagi hari.
ia mencoba menelepon mantan pacarnya yang bernama "Hari"
dan nyambung...
dan terjadi omongan yang tdk enak hati di dengar oleh Indah. gadis itu sedang stress.... ia dipulangkan ke indonesia karena nilai nilainya di sekolah menurun drastis. ia memikirkan tentang mantan pacarnya yang sudah menikah dengan gadis yang ternyata simpanannya selama ini.
ia juga menyesal telah memperlakukan Hari sangat keras pada saat mereka pacaran.
Indah tersenyum... ia memang tak pantas sedih dan stress akhirnya Indah memutuskan untuk tertawa lantang pertama kalinya ia tertawa lebar!
tiba tiba, ada yang mendorongnya hingga jatuh
"that's your last laugh!"
 tak lama, kilat menyambar nyambar dan hujan deras mewarnai tawa keras sang pembunuh.

kutukan jaman dulu

Hari merenungi nasib yang gak jadi sarapan. dengan tampang melasi ia mengobrak abrik dapur berharap menemukan makanan layak makan.
"tut tut tut!"
sebuah suara yang akhir akhir ini familiar terdengar. apalagi kalo gak bunyi telepon.  dengan sisa tenaga, Hari melangkah ke ruang tamu untuk menerima telepon.
"halo" sapanya.
"Harry? ini tante! ibunya Indah... apa Indah ada di rumah kamu?" 
Hari mengeleng, "gak tante"
"uh! soalnya dia menghilang sejak kemarin malem"
"lho, bukannya ada dirumah? saya juga di rumah tante"
"dia kabur waktu kamu dah pulang!!"
hening,
"tante gak mau Indah kenapa napa" kata tante memelas.
tiba tiba... ada hawa aneh meneyergap Hari ternyata hawa lapar.. "oke, aku kesana.. ya?"
dengan setengah lari ia menyambar jaket dan kunci mobil. damn! mana belum mandi?!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar