Jumat, 15 Februari 2013

mawar dalam cermin


Mawar dalam cermin
                         By : Nurul latifah Hp

Ada yang aneh dengan cermin itu. Sudah 5 hari terpampang di salah satu dinding kamarku. Terkadang aku melihat ada bayangan seorang wanita memegang mawar merah yang menyala nyala.
Pernah, aku menceritakan kejadian ini pada temanku. Mereka semua ketakutan. Tetapi, kutanya diriku. “mengapa aku tidak takut?”
Wanita itu berdandan seperti tuan putri dengan gaun pink. Wajahnyapun tak cantik, menurutku. Hanya posenya yang seperti membawa pesan.
Suatu malam aku memandangi cermin itu sembari menata rambutku.
“oh, kau yang disana.... terimalah mawar pemberianku ini” ucap wanita itu yang tiba tiba muncul membawa setangkai Mawar merah merekah.
Aku terpana pada pandangan matanya yang hangat dan seakan menyampaikan pesan itu.
“mengapa hanya satu yang kau bawa?” aku beranikan untuk bertanya.
“mawar lain sudah berada di tangan yang lain” sahutnya manis. Membawa mawar itu menembus cermin dan mendekatkannya ke tanganku.
“dari mana kau berasal? Kenapa kau didalam cermin??” tanyaku lagi.
“takdirku sudah disini. Untuk selamanya....” serunya merangsek keluar. Aku mundur beberapa langkah. Aku melihatnya secara nyata. Parasnya yang lembut membawa sebuah mawar merekah dan memberikannya padaku.
Ku terima bunga itu. “manis sekali....  mawar yang indah!,” pujiku setelah menerimanya.
Wanita itu gemetaran dia ketakutan. Aku bingung. “bagaimana kau mengucapkannya?” tanyanya.
“mawar? Mawar adalah makhluk termanis yang aku kenal. Bunga kesukaanku adalah mawar merekah seperti yang kau berikan padaku” jawabku setengah bingung.
Kulihat ada yang hidup dari mawar itu. Duri duri mawar itu menyerang wanita itu secara bertubi tubi. Dia mengerang kesakitan, aku berteriak ketakutan tak tau harus berbuat apa.
Wanita itu terbang bersama duri duri mawar itu. Tersenyum padaku seperti mengajakku terbang bersamanya. Aku hanya terpaku melihatnya.
Aku pergi meninggalkanya. Keluar dari kamarku. Tergeletak ayah, ibu dan nenek serta kakakku, Calvin. Dengan darah dimana mana. Kuhampiri mereka.
“kalian kenapa?!” pekikku menahan tangis. Kulihat sebuah mawar tak berduri dan bayangan senyuman mengajak sang wanita.  END 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar