Jumat, 26 Oktober 2012

listener



listener


seperti biasa dia.... dia berbalik menjumpaiku disaat makan siang.
“oh... zi! Kau harus tau!! Dia betul betul menyebalkan!. Dia tak menganggapku ada!”  seru Macey. Aku mendongak. “siapa? Siapa yang kau maksud?”
“siapa lagi kalau bukan dia... kau tau kan? Indah!!”
“oh.... “ komenku lalu melanjutkan makanku tanpa suara.
“aku tau rasanya” tambahku.
“dia merasa paling dan paling!. Aku muak!! Ingin aku memarahinya!! Dia betul betul sudah kelewatan! Padahal... dia kan sahabatku?!... sahabat macam apa dia??!!” curhatnya.
Aku berjalan mengambil teh botol di lemari pendingin membayarnya dan kembali ke meja.
“ini.... untukmu. Masih untung sudah ku belikan ini” kataku.
“trims” sahutnya meraih teh botol itu.
Seharusnya, aku yang muak!! Aku sudah mendengar berbagai keluhan orang lain tentang ini itu... tapi aku sampai sekarang aku sama sekali belum pernah mendengar keluhan dari diriku. Dari mulutku ke telinga orang lain. Tapi.... hatiku mempunyai keluhan yang hanya diriku yang boleh tau. Hatiku memang pelit!! Dan itulah kenyataannya.
Aku berjalan ke ruang guru meninggalkan Macey dengan teh botol dan sedikit sisa makan siangku. Aku menemui guruku , Mrs. Tynny. Dan berkata aku sakit lalu pulang dengan jalan kaki dan merasakan bagaimana jalan yang sepi tanpa orang dan mobil ,menikmati sepinya rumah rumah tanpa penghuni, dan menikmati rumahku ynag juga sepi tak ada mom dan dad sudah 2 hari ku lakukan ini... dan sangat menyenangkan.
Aku berjalan kekelasku disana ada Grace. Memerhatikanku sedang merapikan tas dan buku.
“kau mau kemana?” tanyanya.
“aku? Pulang” jawabku.
“kau sakit lagi?” tanyanya lagi. Aku mengangguk.
“astaga!... kau seharusnya tidak usah berangkat jika sakit .sudah 2 hari kau terpaksa pulang karena sakit. By the way, kau sakit apa?”
Terpaksa? Aku dengan senang hati melakukan ini.
Aku tersenyum sembari menggendong tas.
“trims.. kau sangat baik mau memerhatikanku. Aku tak sakit hanya tak enak badan saja”  balasku lalu melangkahkan kaki keluar kelas. Ketahuilah? Bukan diriku yang sakit tetapi hatiku yang sakit.
Aku berjalan keluar sekolah dan kutemui ketenangan disepanjang jalan ini.  Dedaunan berguguran menjatuhi badanku. Aku tersenyum menyambutnya.... kulihat sebuah kehidupan damai di manapun setidaknya ini aman untk hatiku yang sedang sakit tak karuan.
Aku sampai di rumahku yang selalu sepi di siang hari mom dan dad kerja. Ku buka pintu perlahan dan masuk.
Ku dengar suara dering telepon rumah. “uh.... untung aku sudah sampai di rumah” desahku.
“hello.... zi disini.” Sapaku.
“zi? Kaukah itu?! Untung kau segera menerimanya” hah.... itu Indah.
“ada apa?”
Terdengar suara isak tangis. Jantungku berdegup kencang “ hei!... aku tanya ada apa?!”
“ aku tak percaya sahabatku melakukan ini padaku?!. Dia berkata kasar kepadaku!! Kau tau? Dia mendorongku hingga terjatuh dan berkata kau bukan sahabatku lagi!!”  serunya .
Ku coba untuk tetap merensponnya..
“siapa dia?”
“kau bercanda?!! Dia adalah Macey!!... aku sendiri bahkan masih tak dapat percaya ini!” serunya.
Macey? Astaga, jadi dia.... benar benar membenci Indah?!
“kau ada dimana sekarang?” tanyaku.
“toilet”  jawabnya sekilas.
“toilet???”
“toilet cewek!!”  jelas indah keras.
“kau tau, zi?.... kau adalah teman yang terabaik sepanjang masa. Tak ada yang dapat menemaniku di saat Macey salah paham padaku.”  Katanya dengan suara serak.
“salah paham?”
“ya... dia mengira aku tak lagi peduli dgnnya tapi kenyataannya aku peduli padanya!!  Jadi untuk apa aku selalu makan malam di rumahnya kalau tidak peduli. Untuk apa aku selalu menyapa dan mengatakan apa kabar kalau pada akhirnya dia mengatakan kau tidak peduli!. Ini tak adil!!” semprotnya.
“ketahuilah... banyak orang yang merasa tidak adil pada apapun. Tidak hanya kau, indah” sahutku.
“ lantas... apa yang ingin kau lakukan?” tambahku.
“aku? Aku tak tau... aku tidak ingin membalasnya. Biar dia mengerti sendiri... trims sudah mau mendengarku, zi.”
Tut tut tut telpon dimatikan.
Aku menghela napas sembari meletakan gagang telepon yang basah terkena keringat tanganku.
Lagi lagi hatiku tambah parah.... kenapa orang orang membiarkan aku yang mendengar keluhan mereka.
Aku melangkah memasuki kamarku di lantai 2 bersebelahan dengan kamar kosong yang sering dipakai tamu dan terkadang dipakai aku dan adikku, Tasya. Untuk bermain apapun mulai dari mengamati semut, menggambar , mencoret dinding, perang kertas hingga membuat prakarya yang tentunya berguna.
Kumasuki kamarku yang berantakan hari bersih bersih masih lama tepatnya 5 hari lagi yakni di hari minggu. 
Kunyalakan mp3 playerku dan mengalunkan lagu Avril lavigne – i’m with you.it’s a perfect song.
Ku buka jendela membiarkan udara bertukar dengan bebas. Aku adalah golongan yang tak suka AC tapi tak kuat panas aku lebih suka pakai AC. ....? just kidding aku suka keduanya.... J
ku langkahkan kaki keluar dari kamar menuju dapur tentunya mencari makan. Sudah lama ku tak ke dapur , waktu makanku di habiskan di restoran bukan di meja makan bersama keluarga dan bersenda gurau sesekali tikus atau kecoak mengintip dari jauh. Itu sangat menarik kedengarannya walau terdengar kekanak kanakan....
coba ku lihat ada mie, tomat , timun. Apa apaan ini? Tapi tak apa. Ku ambil mie dan aww!! Kedaluarsa! Ku buka kulkas di samping rice cooker.
Ada coklat pasti milik tasya , ada telur , bayam , dan apel. Kenapa aku seperti berjualan? Entahlah .. mungkin sudah bakat. Dan kenapa aku berbicara sendiri?!! Tunggu , kalau aku tidak berbicara cerita ini tak akan berlanjut dan kenapa aku seperti orang gila?!!! Akhh... ASU ASU ASU @!!#!@$@%.
Aku memutuskan untuk memakan apel saja tak ada yang lain.
Esoknya, aku berangkat sekolah. Berjalan di atas jalan yang kusukai....
“kau bolos ya?” tanya tasya.
“sembarangan! Aku tidak bolos!!” sergahku. Melenggang masuk ke sekolahku sedang dia masih berjalan menuju sekolahnya.
Di kelas, ku temui indah dan Macey berjauhan. Paling hanya tatapan mereka yang saling bertemu aku mengamatinya dengan asyik. Rahasia mereka ada di tanganku.... aku tau semua apa yang terjadi tapi aku tak sanggup menemukan jalan akhirnya. Dan itulah bodohnya aku!!
Jam istirahat makan siang.
“zi! Ikut aku!!” seru Macey menarik lenganku. menjauh dari kantin dan juga makan siangku yang masih utuh belum ku makan.
“kemana?!” tanyaku.
Kami berada di toilet cewek.
“apa kau gila?!, ini toilet cewek?? Aku cowok!.” Protesku.
“tenang.... disini kosong tak ada yang pernah kemari.... sekarang aku ingin bertanya!.”
“apa?” sahutku.
“soal... indah!. Dia ikut curhat kepadamu kan?!” semprotnya.
Aku menelan ludah. “ya.... lewat telepon” .
“apa yang dia bicarakan?!”
Aku menatap Macey lekat lekat. Lalu menghela napas...
“maaf, sekalipun aku temanmu aku tak dapat memberitahumu, macey. Ini rahasia orang lain... sekali rahasia tetap selamanya rahasia” jelasku membuka pintu.
“percuma kau membuka pintu.... sudah kukunci”  selanya.
Aku terdiam. Menatap lantai dingin yang kupijak........
“sekarang katakan!!” bentaknya.
“tidak!!! Kau ini keras kepala sekali!!” balasku lebih keras.
“kepala batu.........” katanya gemas.
Aku terduduk memandangi pantulan diriku di cermin.
“apa? Kenapa kau begitu ingin tau?? Kau tak perlu melakukan ini semua jika kau ingin tau... Indah sahabatmu. Sahabat selalu memberi jawaban atas segala pertanyaan. Kau tau? Bukan aku kunci dari masalah kalian. Tapi kau dan indah lah kuncinya. Tinggal mencari dimana pintu berada dan kalian akan bersatu.” Cerocos ku. Aku bahkan tak percaya berbicara ini.
Macey terdiam memandangiku yang terduduk di lantai.
“kau benar, zi... kau benar!!. Mana indah? Aku ingin bicara!” macey berlari membuka pintu dan keluar sambil berteriak memanggil indah.
Aku terdiam sendiri disini. Memandangi bayanganku di cermin. Dan kupahami sesuatu. Selama ini hatiku tidak sakit. Hanya belum memahami.... belum mengerti dan belum menerima semua ini.
Aku tau gunanya diriku. Memperbaiki semuanya yang rusak dan diperhatikan.... jadi siapa yang butuh bantuan cari aku –

Macey dan indah memasuki toilet untuk menemuiku. Aku tersenyum melihat mereka.
“kami berbaikan” kata Macey.
“kau lihat?” tambah indah merangkul Macey.
“ayolah friend!. Kau mau ke kantin.... akan ku traktir kau” sergah macey menarikku berdiri. Dan ke kantin.
.Listener.
(END)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar