listener
seperti biasa dia.... dia berbalik menjumpaiku
disaat makan siang.
“oh... zi! Kau harus tau!! Dia betul betul
menyebalkan!. Dia tak menganggapku ada!”
seru Macey. Aku mendongak. “siapa? Siapa yang kau maksud?”
“siapa lagi kalau bukan dia... kau tau kan?
Indah!!”
“oh.... “ komenku lalu melanjutkan makanku
tanpa suara.
“aku tau rasanya” tambahku.
“dia merasa paling dan paling!. Aku muak!!
Ingin aku memarahinya!! Dia betul betul sudah kelewatan! Padahal... dia kan
sahabatku?!... sahabat macam apa dia??!!” curhatnya.
Aku berjalan mengambil teh botol di lemari
pendingin membayarnya dan kembali ke meja.
“ini.... untukmu. Masih untung sudah ku
belikan ini” kataku.
“trims” sahutnya meraih teh botol itu.
Seharusnya, aku yang muak!! Aku sudah
mendengar berbagai keluhan orang lain tentang ini itu... tapi aku sampai
sekarang aku sama sekali belum pernah mendengar keluhan dari diriku. Dari
mulutku ke telinga orang lain. Tapi.... hatiku mempunyai keluhan yang hanya
diriku yang boleh tau. Hatiku memang pelit!! Dan itulah kenyataannya.
Aku berjalan ke ruang guru meninggalkan Macey
dengan teh botol dan sedikit sisa makan siangku. Aku menemui guruku , Mrs.
Tynny. Dan berkata aku sakit lalu pulang dengan jalan kaki dan merasakan
bagaimana jalan yang sepi tanpa orang dan mobil ,menikmati sepinya rumah rumah
tanpa penghuni, dan menikmati rumahku ynag juga sepi tak ada mom dan dad sudah
2 hari ku lakukan ini... dan sangat menyenangkan.
Aku berjalan kekelasku disana ada Grace.
Memerhatikanku sedang merapikan tas dan buku.
“kau mau kemana?” tanyanya.
“aku? Pulang” jawabku.
“kau sakit lagi?” tanyanya lagi. Aku
mengangguk.
“astaga!... kau seharusnya tidak usah
berangkat jika sakit .sudah 2 hari kau terpaksa pulang karena sakit. By the
way, kau sakit apa?”
Terpaksa? Aku dengan senang hati melakukan
ini.
Aku tersenyum sembari menggendong tas.
“trims.. kau sangat baik mau memerhatikanku.
Aku tak sakit hanya tak enak badan saja”
balasku lalu melangkahkan kaki keluar kelas. Ketahuilah? Bukan diriku
yang sakit tetapi hatiku yang sakit.
Aku berjalan keluar sekolah dan kutemui
ketenangan disepanjang jalan ini.
Dedaunan berguguran menjatuhi badanku. Aku tersenyum menyambutnya....
kulihat sebuah kehidupan damai di manapun setidaknya ini aman untk hatiku yang
sedang sakit tak karuan.
Aku sampai di rumahku yang selalu sepi di
siang hari mom dan dad kerja. Ku buka pintu perlahan dan masuk.
Ku dengar suara dering telepon rumah. “uh....
untung aku sudah sampai di rumah” desahku.
“hello.... zi disini.” Sapaku.
“zi? Kaukah itu?! Untung kau segera
menerimanya” hah.... itu Indah.
“ada apa?”
Terdengar suara isak tangis. Jantungku
berdegup kencang “ hei!... aku tanya ada apa?!”
“ aku tak percaya sahabatku melakukan ini
padaku?!. Dia berkata kasar kepadaku!! Kau tau? Dia mendorongku hingga terjatuh
dan berkata kau bukan sahabatku lagi!!”
serunya .
Ku coba untuk tetap merensponnya..
“siapa dia?”
“kau bercanda?!! Dia adalah Macey!!... aku
sendiri bahkan masih tak dapat percaya ini!” serunya.
Macey? Astaga, jadi dia.... benar benar
membenci Indah?!
“kau ada dimana sekarang?” tanyaku.
“toilet”
jawabnya sekilas.
“toilet???”
“toilet cewek!!” jelas indah keras.
“kau tau, zi?.... kau adalah teman yang
terabaik sepanjang masa. Tak ada yang dapat menemaniku di saat Macey salah
paham padaku.” Katanya dengan suara
serak.
“salah paham?”
“ya... dia mengira aku tak lagi peduli dgnnya
tapi kenyataannya aku peduli padanya!!
Jadi untuk apa aku selalu makan malam di rumahnya kalau tidak peduli.
Untuk apa aku selalu menyapa dan mengatakan apa kabar kalau pada akhirnya dia
mengatakan kau tidak peduli!. Ini tak adil!!” semprotnya.
“ketahuilah... banyak orang yang merasa tidak
adil pada apapun. Tidak hanya kau, indah” sahutku.
“ lantas... apa yang ingin kau lakukan?”
tambahku.
“aku? Aku tak tau... aku tidak ingin
membalasnya. Biar dia mengerti sendiri... trims sudah mau mendengarku, zi.”
Tut tut tut telpon dimatikan.
Aku menghela napas sembari meletakan gagang
telepon yang basah terkena keringat tanganku.
Lagi lagi hatiku tambah parah.... kenapa orang
orang membiarkan aku yang mendengar keluhan mereka.
Aku melangkah memasuki kamarku di lantai 2
bersebelahan dengan kamar kosong yang sering dipakai tamu dan terkadang dipakai
aku dan adikku, Tasya. Untuk bermain apapun mulai dari mengamati semut,
menggambar , mencoret dinding, perang kertas hingga membuat prakarya yang
tentunya berguna.
Kumasuki kamarku yang berantakan hari bersih
bersih masih lama tepatnya 5 hari lagi yakni di hari minggu.
Kunyalakan mp3 playerku dan mengalunkan lagu
Avril lavigne – i’m with you.it’s a perfect song.
Ku buka jendela membiarkan udara bertukar dengan
bebas. Aku adalah golongan yang tak suka AC tapi tak kuat panas aku lebih suka
pakai AC. ....? just kidding aku suka keduanya.... J
ku langkahkan kaki keluar dari kamar menuju
dapur tentunya mencari makan. Sudah lama ku tak ke dapur , waktu makanku di habiskan
di restoran bukan di meja makan bersama keluarga dan bersenda gurau sesekali
tikus atau kecoak mengintip dari jauh. Itu sangat menarik kedengarannya walau
terdengar kekanak kanakan....
coba ku lihat ada mie, tomat , timun. Apa
apaan ini? Tapi tak apa. Ku ambil mie dan aww!! Kedaluarsa! Ku buka kulkas di
samping rice cooker.
Ada coklat pasti milik tasya , ada telur ,
bayam , dan apel. Kenapa aku seperti berjualan? Entahlah .. mungkin sudah
bakat. Dan kenapa aku berbicara sendiri?!! Tunggu , kalau aku tidak berbicara
cerita ini tak akan berlanjut dan kenapa aku seperti orang gila?!!! Akhh... ASU
ASU ASU @!!#!@$@%.
Aku memutuskan untuk memakan apel saja tak ada
yang lain.
Esoknya, aku berangkat sekolah. Berjalan di
atas jalan yang kusukai....
“kau bolos ya?” tanya tasya.
“sembarangan! Aku tidak bolos!!” sergahku.
Melenggang masuk ke sekolahku sedang dia masih berjalan menuju sekolahnya.
Di kelas, ku temui indah dan Macey berjauhan.
Paling hanya tatapan mereka yang saling bertemu aku mengamatinya dengan asyik.
Rahasia mereka ada di tanganku.... aku tau semua apa yang terjadi tapi aku tak
sanggup menemukan jalan akhirnya. Dan itulah bodohnya aku!!
Jam istirahat makan siang.
“zi! Ikut aku!!” seru Macey menarik lenganku.
menjauh dari kantin dan juga makan siangku yang masih utuh belum ku makan.
“kemana?!” tanyaku.
Kami berada di toilet cewek.
“apa kau gila?!, ini toilet cewek?? Aku
cowok!.” Protesku.
“tenang.... disini kosong tak ada yang pernah
kemari.... sekarang aku ingin bertanya!.”
“apa?” sahutku.
“soal... indah!. Dia ikut curhat kepadamu
kan?!” semprotnya.
Aku menelan ludah. “ya.... lewat telepon” .
“apa yang dia bicarakan?!”
Aku menatap Macey lekat lekat. Lalu menghela
napas...
“maaf, sekalipun aku temanmu aku tak dapat
memberitahumu, macey. Ini rahasia orang lain... sekali rahasia tetap selamanya
rahasia” jelasku membuka pintu.
“percuma kau membuka pintu.... sudah
kukunci” selanya.
Aku terdiam. Menatap lantai dingin yang
kupijak........
“sekarang katakan!!” bentaknya.
“tidak!!! Kau ini keras kepala sekali!!”
balasku lebih keras.
“kepala batu.........” katanya gemas.
Aku terduduk memandangi pantulan diriku di
cermin.
“apa? Kenapa kau begitu ingin tau?? Kau tak
perlu melakukan ini semua jika kau ingin tau... Indah sahabatmu. Sahabat selalu
memberi jawaban atas segala pertanyaan. Kau tau? Bukan aku kunci dari masalah
kalian. Tapi kau dan indah lah kuncinya. Tinggal mencari dimana pintu berada
dan kalian akan bersatu.” Cerocos ku. Aku bahkan tak percaya berbicara ini.
Macey terdiam memandangiku yang terduduk di
lantai.
“kau benar, zi... kau benar!!. Mana indah? Aku
ingin bicara!” macey berlari membuka pintu dan keluar sambil berteriak
memanggil indah.
Aku terdiam sendiri disini. Memandangi
bayanganku di cermin. Dan kupahami sesuatu. Selama ini hatiku tidak sakit.
Hanya belum memahami.... belum mengerti dan belum menerima semua ini.
Aku tau gunanya diriku. Memperbaiki semuanya
yang rusak dan diperhatikan.... jadi siapa yang butuh bantuan cari aku –
Macey dan indah memasuki toilet untuk
menemuiku. Aku tersenyum melihat mereka.
“kami berbaikan” kata Macey.
“kau lihat?” tambah indah merangkul Macey.
“ayolah friend!. Kau mau ke kantin.... akan ku
traktir kau” sergah macey menarikku berdiri. Dan ke kantin.
.Listener.
(END)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar